Press ESC to close

Simak Penjelasan Ulama dan Hadis Tentang Hari Puasa Sya’ban 2025

Ulama kharismatik Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan satu amalan spesial yang sering dilakukan Rasulullah SAW pada bulan Sya’ban. Amalan tersebut adalah puasa. Rasulullah SAW berpuasa di bulan Sya’ban karena ingin saat amalannya dilaporkan dalam keadaan beramal saleh.

Puasa Sya’ban adalah amalan yang sangat baik dilakukan. Selain agar dicatat sebagai amal saleh, puasa di bulan ini sekaligus persiapan menjelang Ramadhan. Harapannya, muslim yang melakukan puasa Sya’ban gairah beramal dan beribadahnya meningkat saat Ramadhan.

Terkait dengan dalilnya, ada sejumlah hadis yang menyebutkan Rasulullah SAW sering berpuasa di bulan Sya’ban. Salah satunya hadis dari Sayyidah ‘Aisyah.

فَمَا رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ اِلَّا رَمَضَانَ وَمَارَاَيْتُهُ اَكْثَرَ صِيَامُا مِنْهُ فِيْ شَعْبَانَ رواه البخاري

Artinya: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, dan tidak pernah melihat Rasulullah memperbanyak puasa dalam satu bulan selain bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari).

Melaksanakan puasa Sya’ban berarti mencontoh apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Pertanyaannya, berapa hari puasa Sya’ban dikerjakan? Apakah ada tanggal khusus untuk berpuasa seperti bulan-bulan Hijriah lainnya? Simak berikut penjelasan ulama dan hadis nabi.

Hadis tentang Jumlah Hari Puasa Sya’ban

Mengutip penjelasan dari NU Online Jombang, jumlah puasa Sya’ban tidak dirinci, berapa dan tanggal berapa saja. Ulama membahas jumlah hari puasa Sya’ban berdasarkan dua hadis berikut.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ؛ وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ. وَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ قَطُّ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ فِي شَهْرٍ أَكْثَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ. (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ)

Artinya: “Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw sering berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berbuka’; beliau juga sering tidak berpuasa sehingga kami katakan: ‘Beliau tidak berpuasa’; aku tidak pernah melihat Rasulullah saw menyempurnakan puasa satu bulan penuh kecuali Ramadhan; dan aku tidak pernah melihat beliau dalam sebulan (selain Ramadhan) berpuasa yang lebih banyak daripada puasa beliau di bulan Sya’ban’.” (Muttafaqun ‘Alaih. Adapun redaksinya adalah riwayat Muslim).

Baca Juga :  Dolar AS Tiba-Tiba Merosot ke Rp 8.170, Ini Tanggapan Bank Indonesia

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: … كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ، كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً. (رواه مسلم)

Artinya: “Diriwayat dari ‘Aisyah ra, ia berkata: ‘… Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya; beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja’.” (HR Muslim).

Para ulama menyatakan bahwa redaksi kedua: “Beliau sering berpuasa Sya’ban kecuali sedikit saja”, merupakan penjelas bagi redaksi pertama, yaitu: “Rasulullah saw sering berpuasa Sya’ban seluruhnya”.

Maksudnya, redaksi kedua itu menjelaskan, maksud Rasulullah SAW sering berpuasa Sya’ban seluruhnya adalah berpuasa pada sebagian besarnya. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmû’ Syarhul Muhaddzab, juz VI, h. 386).

Penjelasan di atas memberikan petunjuk kepada kita tentang puasa Sya’ban sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw dan pandangan ulama tentang hadis mengenai puasa Sya’ban.

Penjelasan tersebut di antaranya adalah Rasulullah berpuasa di bulan Sya’ban cukup sering dan bahkan disebutkan di sebagian besar bulan Sya’ban tersebut.

Hadis Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *