Press ESC to close

Salwan Momika pria yang Bakar Al-Qur’an Tewas Ditembak saat Live TikTok

Jakarta Salwan Momika, seorang pengungsi asal Irak yang menetap di Swedia, dikabarkan tewas setelah ditembak di apartemennya di Södertälje, dekat Stockholm, pada Rabu (29/1) malam. Peristiwa tragis ini terjadi hanya beberapa jam sebelum pengadilan dijadwalkan memberikan putusan terkait aksinya membakar Al-Qur’an dalam demonstrasi anti-Islam tahun sebelumnya. Momika diketahui sedang melakukan siaran langsung di TikTok saat insiden penembakan terjadi.

Polisi Stockholm mengonfirmasi penangkapan lima orang yang diduga terlibat dalam penembakan tersebut. Mereka menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk mengungkap motif di balik pembunuhan ini. Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menyatakan bahwa dinas keamanan negara terlibat dalam penyelidikan karena adanya kemungkinan keterlibatan pihak asing.

Wakil Perdana Menteri, Ebba Busch mengutuk keras pembunuhan ini, menyebutnya sebagai ancaman terhadap demokrasi bebas Swedia. Ia menegaskan bahwa tindakan semacam ini harus dihadapi dengan kekuatan penuh dari masyarakat. Sementara itu, Pengadilan Distrik Stockholm menunda putusan terkait kasus Momika hingga 3 Februari 2025, menyusul kematiannya.

Profil Salwan Momika: Dari Pengungsi Irak hingga Sosok Kontroversial di Swedia

Salwan Momika, pria berusia 38 tahun asal Irak, tiba di Swedia sebagai pengungsi pada tahun 2018. Ia dikenal luas setelah melakukan aksi pembakaran Al-Qur’an dalam beberapa demonstrasi yang berlangsung sepanjang tahun 2023 di Stockholm. Aksinya ini menimbulkan kemarahan besar dari komunitas Muslim global dan memicu ketegangan diplomatik antara Swedia dan negara-negara Timur Tengah.

Pada Agustus 2023, Momika didakwa bersama dengan seorang rekannya, Salwan Najem, atas tuduhan “agitasi terhadap kelompok etnis.” Mereka disebut telah menodai Al-Qur’an, termasuk membakarnya, serta menyampaikan pernyataan yang merendahkan umat Islam. Salah satu aksi pembakaran tersebut dilakukan di luar Masjid Pusat Stockholm, yang memicu protes besar di berbagai negara.

Baca Juga :  Karyawati PT Timah Minta Maaf Usai Menghina Honorer Peserta BPJS Kesehatan

Selain menghadapi tuntutan hukum, Momika juga sempat mengalami ancaman deportasi dari Swedia pada tahun 2023 karena diduga memberikan informasi palsu dalam aplikasi izin tinggalnya. Namun, otoritas migrasi Swedia akhirnya memberikan izin tinggal sementara dengan alasan bahwa ia berisiko mengalami penyiksaan jika kembali ke Irak.

Kronologi Penembakan: Ditembak di Apartemen Saat Live TikTok

@tribunvideo.com

Salwan Momika, pria kontroversial yang pernah bakar Al-Quran, ditemukan tewas ditembak saat live di TikTok. Momika, seorang pria berasal dari Irak dan tinggal di Swedia ini sempat bikin geger dunia tahun lalu karena aksinya. Ia melakukan pembakaran Al-Quran yang membuat banyak negara Muslim geram. Namun siapa sangka, nasibnya kini tragis, ia tewas di apartemennya di Stockholm. Ia tertembak saat sedang melakukan siaran langsung. Dalam video yang beredar, menunjukkan polisi mengangkat perangkat elektronik milik Momika, dan mengakhiri siaran langsung yang berasal dari akun TikTok Momika. Polisi sudah menangkap lima orang yang diduga terlibat, namun belum jelas siapa dalang di balik penembakan ini. Perdana Menteri Swedia sampai turun tangan untuk mengurus kasus ini. #salwanmomika #kasuspenembakan #swedia #alquran #breakingnews #alqurandibakar

♬ suara asli – tribun_video – tribun_video

Dikutip dari aljazeera.com, pada Rabu malam, 29 Januari 2025, sekitar pukul 23:11 waktu setempat, polisi menerima laporan adanya dugaan penembakan di sebuah apartemen di Hovsjö, Södertälje. Ketika petugas tiba di lokasi, mereka menemukan seorang pria dengan luka tembak parah yang kemudian diidentifikasi sebagai Salwan Momika.

Momika segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, pada Kamis pagi, polisi mengumumkan bahwa ia telah meninggal dunia akibat luka yang dideritanya. Investigasi awal menunjukkan bahwa penembakan itu terjadi di dalam ruangan, dan media lokal melaporkan bahwa insiden tersebut mungkin telah disiarkan langsung di TikTok.

Video yang beredar menunjukkan polisi tiba di tempat kejadian dan menghentikan siaran langsung dari ponsel yang diduga milik Momika. Rekaman itu segera viral di media sosial dan memicu spekulasi terkait motif di balik pembunuhan ini. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari kepolisian mengenai siapa yang menjadi dalang di balik penembakan tersebut.

Penyelidikan Polisi dan Dugaan Keterlibatan Pihak Asing

Polisi Stockholm telah menangkap lima orang yang diduga terkait dengan penembakan Salwan Momika. Hingga kini, kepolisian masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap motif di balik aksi tersebut, termasuk kemungkinan adanya keterlibatan kelompok atau individu dari luar Swedia.

Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menyatakan bahwa dinas keamanan negara terlibat secara aktif dalam penyelidikan. Ia menekankan bahwa ada potensi keterlibatan kekuatan asing dalam insiden ini, mengingat bahwa aksi-aksi yang dilakukan Momika sebelumnya telah menimbulkan reaksi keras dari berbagai negara.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri Swedia, Ebba Busch, mengecam pembunuhan tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman terhadap demokrasi di negara itu. Ia menegaskan bahwa Swedia tidak akan membiarkan aksi kekerasan seperti ini mengancam kebebasan berpendapat dan nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi.

Dampak Terhadap Swedia dan Hubungan Internasional

Pembakaran Al-Qur’an yang dilakukan Salwan Momika pada tahun 2023 telah menyebabkan ketegangan diplomatik antara Swedia dan berbagai negara mayoritas Muslim. Demonstrasi besar-besaran terjadi di Irak, Pakistan, dan negara-negara lain sebagai bentuk protes terhadap aksi tersebut. Kedutaan Besar Swedia di Baghdad bahkan diserang oleh massa yang marah dan sempat dibakar.

Pasca pembunuhan Momika, ketegangan ini berpotensi semakin meningkat. Pemerintah Swedia menghadapi tekanan untuk menindaklanjuti kasus ini dengan serius, sekaligus menjaga stabilitas hubungan luar negeri mereka. Beberapa analis memperkirakan bahwa negara-negara Muslim akan menyoroti insiden ini dalam perdebatan mengenai kebebasan berbicara dan penghormatan terhadap simbol-simbol keagamaan.

Selain itu, meningkatnya ancaman keamanan di Swedia setelah kasus ini juga menjadi perhatian. Pada tahun 2023, dinas intelijen Swedia telah menaikkan tingkat ancaman terorisme ke level tertinggi kedua, menyusul meningkatnya ancaman terhadap warga Swedia di dalam dan luar negeri.

Misteri Motif Pembunuhan: Balas Dendam atau Tindakan Terorganisir?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *